SIMH Libatkan 4 Doktor Italia

AMLAPURA, NusaBali
Sabtu, 4 April 2009

Pengobatan khusus untuk penderita gangguan jiwa di Desa Tenganan Dauh Tukad, Desa Pesedahan, dan Desa Nyuhtebel semuanya di Kecamatan Manggis, Karangasem, berlangsung Jumat (3/4). LSM Layanan Hidup Bahagia yang dipimpin Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SpKJ kemarin melibatkan empat dokter spesialis Italia. Mereka terjun menengok pasien yang tengah dipasung yakni I Nengah Surung di Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad.

Surung, ayah tiga anak ini dipasung sejak 15 tahun di sebuah gubuk di pekarangan rumahnya. Anak keduanya, I Nengah Sarita, menuturkan, hal itu terpaksa dilakukan karena saat penyakit ayahnya kumat, dia beringas. “Saat penyakitnya kumat, susah menangkapnya. Banyak orang dibuat ketakutan karena perilakunya galak. Makanya dipasung,” ujar Sarita.

Continue reading “SIMH Libatkan 4 Doktor Italia”

Trauma, Terpaksa dipasung Selama 25 tahun

Akibat trauma mendengar cerita ayahnya pernah membunuh salah seorang anaknya, anak-anak yang lain tidak berani melepaskan pasungan terhadap ayahnya selama lebih dari 25 tahun.

Nyoman Bg (Bagia), laki-laki yang sudah mulai tampak tua ini kini berusia 60 tahun. Warga Br Pangitebel, Antiga Kelod, Manggis ini terlihat ramah ketika rombongan LSM Layanan Hidup Bahagia yang dipimpin Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SpKJ(K) mengunjunginya. Pihak keluarga pun terkesan sangat terbuka untuk menunjukkan jalan dimana tempat Bg dipasung. Bau kencing dan kotoran jelas tercium ketika memasuki bilik kosong tempat Bg dipasung meskipun terkesan sangat bersih dan jauh dari kesan diterlantarkan. 

Sehari-harinya Bg diurus oleh 2 orang anaknya, Ni Luh Sinar dan Made Rawi dari hasil perkawinan keduanya. “Kami hanya mendengar bahwa ia nyempal anak dari perkawinan pertamanya, tapi kami tidak pernah melihatnya melakukan hal tersebut”, tutur Made Rawi seraya menjelaskan alasannya keluarga tidak berani melepas Bg. Ia menikah sebanyak 2 kali, yang pertama dengan Dayu dari Tabanan namun sudah cerai, dan yang kedua dengan orang Banyuwangi namun juga sudah meninggal 20 tahun yang lalu karena sakit tifus. Bg sendiri merupakan anak ke 6 dari 9 bersaudara.

Sinar juga menjelaskan bahwa sekarang ini memang terlihat sangat ramah, namun kalau sudah kumat tidak ada yang berani mendekat karena bicara selalu keras-keras dan kasar. Sementara itu menurut penuturan tetangganya, Bg sempat bekerja di Restoran Hongkong di Denpasar selaku koki, tapi semenjak sakitnya ia tidak pernah lagi kembali bisa bekerja ke Denpasar. “Kalau kumat, uang kepeng Bali yang asli itu bisa dipatahkannya dengan menyelipkan di jari-jarinya”, tambah Rawi. Selain itu jendela, pintu rumah dan tembok juga tidak luput dari amukannya dan bahkan sempat membakar Pura Prajapati.

LHB Kunjungi Orgil 41 Tahun Terpasung di Tegalan Terpencil

AMLAPURA, NusaBali
Selasa, 10 Maret 2009

Gangguan jiwa alias gila mendera kakek I Nyoman Wari, 69, di Dusun Belong, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem sejak tahun 1968. Karena galak dan suka usil, keluarganya mengucilkan dia di tengah tegalan, di mana dia hidup sendirian. Kaki kanannya dimasukkan ke lubang batang kayu yang dijepit besi.

“Saya tak bisa mengurus lagi. Makanya saya pasung di sini. Saya datang saat membawakan makanan saja,” kata I Ketut Siari, 67, adik Wari, di sela kunjungan aktivis Layanan Hidup Bahagia (LHB) Bali di lokasi pasien, Senin (9/3).
Penyakit Wari, kata Siari, sering kumat menjelang Kajeng Kliwon atau hari raya tertentu. Upaya Siari menyembuhkan penyakit saudaranya buntu. Walau dikunjungi rombongan Layanan Hidup Bahagia, dipimpin psikiater Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SpKJ, namun Siari masih ragu terhadap kesembuhan kakaknya.

Continue reading “LHB Kunjungi Orgil 41 Tahun Terpasung di Tegalan Terpencil”