Spiritual Hypnobirthing di STIKES Bali

Hypnobirthing pada dasarnya bertujuan menyiapkan ibu hamil menjalankan proses persalinan lebih tenang dan nyaman dengan menyatu bersama janin dalam kandungan. Hypnobirthing yang diatur oleh pikiran kita dalam suatu studi randomized control trial dibandingkan dengan proses kelahiran standar yang dilakukan di Amerika ternyata tidak lebih efektif dalam hal menjalani proses kelahiran dibandingkan dengan proses kelahiran standar.  “Oleh karena itu perlu dipahami perbedaan hypnobirthing dengan memusatkan pada pikiran dengan hypnobirthing menggunakan kemampuan spiritual”, ungkap Prof Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) di hadapan 500an peserta Seminar Hypnobirthing yang digelar oleh STIKES Bali (27/12).

dsc_0472

Continue reading “Spiritual Hypnobirthing di STIKES Bali”

Suryani Institute Gelar Seminar Terakhir 2009

Setelah hampir sepanjang tahun menggelar Seminar Kesehatan Mental 2009, akhirnya di bulan Desember ini menjadi seminar pamungkas rangkaian Seminar Kesehatan Mental yang setiap bulannya di gelar di Wantilan DPRD Bali. Banyaknya pengaruh dari luar di antaranya kemajuan teknologi, globalisasi informasi, dan budaya asing dan domestik membuat masyarakat meninggalkan rumahnya untuk mencari jawaban atas perubahan yang cepat dan iming-iming kedamaian dalam kehidupan ini. Untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya kedamaian di dalam rumah, maka Suryani Institute for Mental Health (SIMH) bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) Bali, Yayasan Wreda Sejahtera (YWS) Bali, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Bali, Forum Relawan Bali Mandara (FORBARA) dan RRI Denpasar mengadakan Seminar Rumah sebagai Sumber Inspirasi dan Kedamaian sebagai rangkaian dari Seminar Kesehatan Mental 2009 pada Sabtu (19/12), pukul 09.00-12.00 wita, bertempat di Wantilan DPRD Bali, Renon.

dsc_9861

“Kami berharap apa yang telah kami berikan selama satu tahun ini bisa memberikan informasi mengenai kesehatan mental dan menambah kepedulian masyarakat akan hal tersebut”, ungkap Profesor Suryani di akhir acara. Sementara itu dr Cokorda Bagus menyatakan meskipun kecewa dengan apresiasi yang diberikan oleh pemerintah terhadap penanganan kesehatan mental, namun tidak menyurutkan niatnya selaku ketua panitia untuk menggelar seminar terakhir. “Kami dicap hanya mengajar nyanyi-nyanyi dan bergembira saja untuk kesehatan mental padahal setiap minggu kami harus ke lapangan dan relawan kami bekerja siang malam untuk kesembuhan para pasien, tapi rupanya Bapak Mangku Pastika selaku gubernur Bali lebih senang mendengar kata orang daripada melihat apa yang telah kami kerjakan”, jelas dr Cokorda Bagus dengan nada sesal.

Donation from Denmark Community – Western Australia

After the first visit in July 2009, another visit from Denmark Community in Western Australia continues to donate some fund for Suryani Institute (11/7) in helping mental disorders in Bali. “This is just the beginning, we will keep coming back and hopely to support more”, said Steven and Lorraine Ransley in their visit to the institute. The connection has been made to help the institute in treating mental disorder after SBS broadcast their documentary film “Bali’s Shame”.  The awareness and pressure from outsider is what they need after no attention from the government to make mental health as their priority program. “More than 7000 people are suffering from chronic mental disorder that not been treated for more than 5 years”, as Professor Suryani trying to explain the fact in Bali.

Donation from Denmark Community-Western Australia

Tjokorda Sukawati ungkap Jalan Layang

Suryani Institute for Mental Health (SIMH) bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) Bali, Yayasan Wreda Sejahtera (YWS) Bali, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Bali, dan RRI Denpasar mengadakan Seminar Jangan katakan, “Aku Sudah Tua” sebagai rangkaian dari Seminar Kesehatan Mental 2009 pada Sabtu (12/9), pukul 09.00-12.00 wita, bertempat di Wantilan DPRD Bali, Renon.

Pada seminar ini Tjokorda Raka Sukawati di usia 78 tahun, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya dijadikan tamu khusus untuk memberikan inspirasi bagi para lanjut usia lainnya. Penemuan Sosrobahu yang penting di bidang jalan tol ini, dengan konsultan paten Dr.Ir. Heraty Noerhadi Rooseno, baru mendapatkan patennya tahun 1995. Padahal telah mendaftar sekitar tujuh tahun sebelumnya.

dsc_5084

“Impian saya hanya ingin maha karya saya ini dapat membantu masyarakat Bali memecahkan permasalahan lalu lintas yang semakin semrawut dengan tanah yang kian hari semakin banyak yang terjual setelah dibukanya jalan baru di suatu daerah”, ungkap Tjokorda Sukawati. Sementara itu Prof Suryani berjanji untuk mewujudkan impian tersebut sehingga orang Bali bisa bangga dengan karya orang Bali sendiri.